Selasa, 17 Desember 2013

PEMILIHAN GERAI STEAK MOEN – MOEN

BAB I PENDAHULUAN
1.1.         LatarBelakang
Begitu banyaknya gerai yang menjual makanan siap saji di Indonesia saat ini, maka konsumen pun mempunyai banyak pilihan saat akan menentukan dimana mereka akan memilih gerai dan membeli makanan tersebut sesuai selera dan ketertarikan mereka.
Dengan adanya gerai makanan siap saji kita diberikan kemudahan untuk bisa makan tanpa repot dan lama, tetapi hal ini juga harus diperhatikan karena mungkin saja pemilihan gerai tersebut menjadi kerugian bagi kita juga bagi ekonomi kita.
Ketidaktahuan kita terhadap masing-masing gerai menjadi pemicu kita dihadapkan kepada kerugian, meskipun kerugian itu tidaklah besar. Oleh Karena itu, kita sebagai konsumen harus menjadi konsumen yang cerdas dalam memutuskan sesuatu termasuk memutuskan memilih gerai makanan siap saji yang baik dan berkualitas.
1.2.         RumusanMasalah
      1.2.1.   Apa yang menjadi alasan konsumen memilih gerai STEAK MOEN-MOEN ?
      1.2.2.   Apakah alasan tersebut menjadikan konsumen loyal terhadap pembelian                   STEAK MOEN-MOEN ?
1.3.         Tujuan
Agar kita dapat menentukan dan memilih gerai makanan siap saji dengan baik, juga sebagai pembelajaran menjadi konsumen yang cerdas.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1.     Pengertian & Definisi Perilaku Konsumen
            Perilaku Konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Focus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.
Definisi Perilaku Konsumen Menurut Para Ahli :
  • Shiffman dan Kanuk (2000) adalah perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkandapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
  • Loudon dan Della Bitta (1993) adalah konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yangsemuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
  • Ebert dan Griffin (1995)consumer behavior dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
  • James F et al ( 1994 ) : perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
  • Schiffman dan Kanuk (1994) : perilaku konsumen adalah proses keputusan dan aktivitas fisik individu yang terlibat dalam mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, atau memberikan barang dan jasa yang diperolehnya.
2.2.     Model Perilaku Konsumen
Model perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10)menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi. Variabel-variabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian,jumlah pembelian.
2.3.     SIKAP
2.3.1.  DEFENISI SIKAP
Engel, Blackwell, dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa sikap menunjukan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai. Defenisi tersebut menggambarkan pandangan kognitif dari psikolog social, dimana sikap dianggap memiliki 3 unsur, yaitu :
  1.  Kognitif (pengetahuan),
  2. Afektif (perasaan),
  3. Konatif (tindakan).
Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadapa berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.
Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Mowen dan Minor(1998) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap  konsumen (costumer attitude formation) sering kali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan prilaku. Kepercayaan, sikap, dan prilaku juga terkait dengan konsep atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.
Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya(Mowen dan Minor, 1998, hal 242). Kepercayaan konsumen menyangkut kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut, dan manfaat dari berbagai atribut tersebut. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut dan manfaat produk menggambarkan persepsi konsumen.
2.3.2.  KARAKTERISTIK SIKAP
Sikap Memiliki Objek
Dalam konteks pemasaran sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan dan media. Misalnya, bagaimana sikap konsumen terhadap steak moen – moen.
Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari
Sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli dibentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung mengenai produk , informasi secara lisan yang diperoleh dari orang lain , atau terpapar oleh iklan di media massa , internet , dan berbagai bentuk pemasaran langsung. Walaupun sikap mungkin dihasilkan dari perilaku  tetapi tidak sama dengan perilaku. Sebaliknya , mereka mencerminkan penilaian yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan terhadap obyek sikap. Sebagai kecenderungan yang dipelajari , sikap mempunyai kualitas memotivasi yaitu mereka dapat mendorong konsumen kearah perilaku tertentu atau menarik konsumen dari perilaku tertentu.
Konsistensi Sikap
Sikap memiliki konsistensi dengan prilaku. Prilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya. Misalnya kelompok kami gemar membeli steak moen-moen dan itu menandakan kami menyukainya. Inilah konsistensi antara sikap dan prilaku. Namun, factor situasi sering menyebabkan inkonsistensi antara sikap dan prilaku.
Sikap Positif, Negative dan Netral
Seseorang mungkin menyukai moen – moen (sikap positif) atau tidak menyukai moen-moen (sikap negative), atau bahkan tidak memiliki sikap (netral). Sikap yang memiliki dimensi positif, negative, dan netral disebut sebgai karakteristik valance dari sikap.
Intensitas Sikap
Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai karakteristik extriminity dari sikap
Resistensi Sikap
Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berbuat. Seorang konsumen menyukai steak namun dia segan untuk membeli steak tersebut karena mahal, tetapi kemudian temannya menyarankan steak moen-moen yang muraah, mungkin sikap si konsumen tersebut akan berubah.
Persistensi Sikap
Adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu. Seorang konsumen menyukai makan di waroeng steak namun lama kelamaan di mengalami penurunan pendapatan sehingga tidak mampu makan disanan lagi, akhirnya konsumen tersebut memilih alternative lain seperti steak moen-moen dengan harga yang murah.
Keyakinan Sikap
Adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya. Misalnya, seseorang mungkin tidak setuju jika moen-moen menjadi pengganti makan yang sebenarnya, dan akhirnya dia tetap memilih nasi sebagai makanan utamanya.
2.3.4.  FUNGSI SIKAP
  1. a.    Fungsi Utilitarian ( manfaat )
  2. b.   Fungsi Mempertahankan Ego
  3. c.    Fungsi Ekspresi Nilai
  4. d.   Fungsi pengetahuan
2.3.5. MODEL SIKAP
  1. Komponen kognitif
    • Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu obyek sikap.
    • Pengetahuan dan persepsi tsb diperoleh melalui pengalaman langsung dari obyek sikap tsb dan informasi dari berbagai sumber lainnya.
    • Pengetahuan dan persepsi tsb biasanya berbentukkepercayaan (belief) artinya konsumen mempercayai bahwa suatu obyek sikap memiliki berbagai atribut dan perilaku yang spesifik
  1. Komponen Afektif
Afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk dan merk.
  1. Komponen Konatif
Konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu berkaitan dengan obyek sikap (produk atau merk tertentu)
  1. Model sikap terhadap objek
Mengukur sikap terhadap golongan produk atau jasa atau merk tertentu. Menurut model ini, sikap konsumen terhadap produk atau merek tertentu merupakan fungsi dari adanya atau tidak adanya dan penilaian terhadap keyakinan atau sifat-sifat peroduk tertentu
  1. Model sikap terhadap iklan
Konsumen memutuskan membeli tidak membeli produk/jasa berdasarkan hasil pemahamannya terhadap iklan yang disajikan.
  1. Model tindakan yang beralasan
Menggambarkan pengintergrasian komponen-komponen sikap secara menyeluruh ke dalam struktur yang dimaksudkan untuk menghasilkan penjelasan lebih baik maupun peramalan yang lebih baik mengenai prilaku.
  1. Atribut (Salient belief)         
Atribut adalah karakteristik dari obyek sikap. Salient belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering disebut sebagai atribut object beliefs.
  1. Kepercayaan (belief)
Kepercayaan adalah kekuatan bahwa suatu produk memiliki beberapa atribut tertentu. 
  1. Evaluasi Atribut
Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen.

BAB III PEMBAHASAN
3.1.     Profil Steak Moen-Moen
Steak Moen-Moen berdiri sejak tahun 2005, dan cabang pertamanya adalah di Kota Solo, Jawa Tengah. Dan Moen-Moen hanya mengandalkan hidangan steak sebagai sajian utama dari resto ini, namun pengunjungnya sangat ramai.
Bagaimana tidak, satu porsi steak dengan cita rasa bintang lima ini hanya dihargai Rp 11.000, maka tak heran di kalangan mahasiswa dan karyawan banyak yang menjadikan Steak Moen-Moen sebagai langganan bersantap, dan memanjakan lidah mereka.
Steak Moen-Moen memang bisa dijangkau dari semua golongan, maka dari sekian resto pada sore hari, karyawan tampak kerepotan untuk melayani pengunjung yang membludak. Kini Cabang Moen-Moen sudah tersebar di Kota Solo, Bandung, Jakarta dan Bogor yang keseluruhannya mencapai 10 outlet. Jam buka moen-moen senin sampai minggu pukul 10.00 – 20.30.
3.2.   Alasan Konsumen Tertarik terhadap Steak Moe-Moen
Steak, makanan khas Eropa ini sudah sangat tidak asing untuk kita dengar bahkan kita rasakan. Jenis makanan padat yang terdiri dari protein, karbohidrat dan vitamin ini menambah para penggemarnya untuk tidak ragu dalam mengonsumsi makanan ini.
Perpaduan antara daging , kentang goreng, sayuran dan saus khas yang menambah cita rasa makanan pilihan ini.
Rasa yang enak, bahan yang berkualitas, terkenal dengan harga yang tidak mahal pula. Walaupun kita memiliki pilihan dalam ragam menu yang berbeda harga. Seperti yang kita kenal steak memiliki beberapa olahan bahan utama, diantaranya tenderloin steak, sirloin steak, chicken steak, dan fish steak. Ini bisa dipilih sesuai dengan selera konsumen yang ingin menikmati dan sesuai dengan berapa kroscek yang harus dikeluarkan.
Sebagai mahasiswa saya terkadang merasa berat untuk mengeluarkan uang jajan demi seporsi steak yang sangat menggiurkan selera. Untung saja, ada satu tempat yang saya temukan untuk menikmati steak dengan harga yang sangat miring dan sesuai dengan kantong mahasiswa.
MOEN-MOEN STEAK, dengan harga berkisaran 10-20 ribu rupiah saja, kita bisa menikmati steak dengan berbagai variasi. Menu yang disajikan pun lumayan lengkap. Spaghetti, milk shake dan varian lain turut melengkapi daftar menu di MOEN-MOEN STEAK ini.
2.4.     Atribut yang Mempengaruhi Ketertarikan terhadap
Steak Moen-Moen
Kelompok kami lebih memilih gerai Steak Moen – Moen dikarenakan berbagai alasan seperti yang disebut dibawah ini :
  • Kematangan daging
Kematangan daging steak moen-moen khusus untuk chiken steak itu cukup matang tidak terlalu kering juga. Sedangkan untuk beef steak dipanggang secara setengah matang tapi bisa juga diminta sesuai selera.
  • Porsi
Porsi yang diberikan cukup banyak atau bisa dikatakan relative untuk sebagian orang, porsi cukup sesuai dengan harga yang ditawarkan oleh produsen steak moen-moen.
  • Komposisi saus dan sayuran      
Untuk saus steaknya produsen steak moen-moen memberikan cita rasa saus barbeque yang banyak disukai dan sesuai selera lidah orang Indonesia. Sedangkan untuk sayuran produsen steak moen-moen memilih wortel, buncis dan kentang sebagai tambahan penyajian bersama steak tersebut.
  • Penyajian tempat
Penyajiannya diletakan diatas hotplate, agar saat disajikan steak masih dalam keadaan hangat juga sebagai tempat pemanggang langsung steak tersebut.
  • Harga
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau sesuai kantong konsumen khususnya anak muda, sehingga kami dapat menikmati steak moen-moen yang lezat dengan harga miring.
  • Pelayanan
Pemesanan steak moen-moen langsung datang ke counter dan sekaligus membayarnya kemudian kami diberikan nomer meja untuk menunggu pesanan. Pelayanannya menurut kami cukup baik, namun terkadang selalu ada keterlambatan datangnya pesanan karena banyaknya pengunjung yang datang.
  • Rasa
Rasa dari steak moen-moen yang diberikan cukup lezat dari segi ayam, beef, saus sampai perpaduan sayurannya. Sehingga banyak pengunjung yang datang kembali untuk menikmati steak moen-moen tersebut.
  • Variasi menu
Menu yang disediakan terdiri dari Chicken Hot Plate, Tenderloin Hot Plate, Mixed Hot Plate, Double Chicken Hot Plat, Double Tenderloin Hot Plate, Double Mix Hot Plate, Cumi Hot Plate, Ikan Hot Plate, Marina Hot Plate, Nasi Putih.
Sedangkan untuk minumannya ada Juice Jambu, Juice Manggo, Juice Strawberry, Juice Melon, Juice Sirsak, Juice Orange, Juice Apel, Juice Tomato, Juice Chocolate, Juice Bozz Coffe.
Dengan banyaknya menu seperti yang dijelaskan diatas ini membuat kami semakin tertari untuk mengunjungi gerai steak moen –moen tersebut.
  • Lokasi
Strategis dan biasanya gerai steak moen-moen dibuka di foodcourt di pusat perbelanjaan. Lokasi tersebut merupakan tempat yang nyaman bagi kami karena selain bisa menikmati steak moen-moen di tempat tersebut tetapi kita juga bisa berbelanja di kawasan tersebut karena merupakan pusat perbelanjaan (mall).
  • Kebersihan
Dari segi kebersihan gerai kami rasa cukup bersih, dengan tempat-tempat yang sesuai dengan penempatannya yang dapat dilihat.
 BAB IV PENUTUPAN
3.1.     Kesimpulan
ketertarikan konsumen pada steak moen-moen tidak lain dari factor harga dan kelezatan yang dapat dinikmati dengan harga terjangkau.
Tidak hanya factor di atas namun factor yang lain juga mempengaruhi ketertarikan konsumen seperti yang telah disebutkan di bab sebelumnya. Dengan banyaknya factor pendukung maka tidak heran jika gerai steak moen – moen dijadikan gerai pilihan untuk makan.
3.2.     Saran
Konsumen yang ingin menikmati steak dengan harga murah alangkah baiknya memilih gerai steak moen-moen karena dari segi cita rasa pun cukup nikmat untuk dinikmati.
Dan untuk memilih gerai yang akan kita kunjungi sebagai tempat  makan kita, tentunya kita harus pintar dalam menentukan pilihan yang dilihat dari berbagai factor dan manfaat yang diberikan gerai makan tersebut. Ini dilakukan agar kita tidak terjadi kerugian
DAFTAR PUSTAKA
 file:///C:/Documents%20and%20Settings/hp/My%20Documents/Downloads/bab1-sikap-1%20(1).pdf
http://bacamoe.com/detail/2012/08/10/4/1656/steak-moen-moen#
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pemasaran/Bab_4.pdf
http://kikimau.wordpress.com/2010/10/28/steak-enak-harga-anak-kostan/
http://library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-hamidah.pdf
http://organisasi.org/perilaku-konsumen-ringkasan-rangkuman-resume-mata-kuliah-ekonomi-manajemen
http://www.scribd.com/doc/32519635/MODEL-PERILAKU-PEMBELIAN-KONSUMEN-SERTA-PERILAKU-PEMBELIAN-INDUSTRIAL
http://www.scribd.com/doc/33002909/Resume-Bahan-Manajemen-Pemasaran-1-9
http://islamijum.wordpress.com/2012/06/22/sikap-konsumen/

Senin, 04 November 2013

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT ,karena  dengan limpahan rahmat dan hidayahNya akhirnya  makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini membahas “ PAKAIAN BAGI KEBUTUHAN MANUSIA SESUAI TINGKATAN “.
Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana manusia berpakaian sesuai dengan tingkatan social mereka. Yang dapat dilihat dari bagaimana mereka memilih dan membeli pakaian itu sendiri.
            Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
            Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan pada masa yang akan datang.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Depok, 2 November 2013
Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDUHULUAN
1.1.        Latar Belakang ………………………………………………………………..
1.2.        Rumusan Masalah ……………………………………………………………
1.3.        Tujuan Penulisan …………………………………………………………….
BAB II KAJIAN TEORI
2.1.      Teori Kebutuhan Maslow ……………………………………………………
2.2.      Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Berpakaian   ……………
BAB III PEMBAHASAN
3.1.      Pentingnya Pakaian Bagi Manusia ……………………………………….
3.2.      Hubungan Pakaian dengan Gaya Hidup …………………………………
3.3.      Pengaruh Harga Terhadap Daya Beli Konsumen ………………………
3.4.      Cara Berpakaian Sesuai Tingkatan Social Manusia …………………….
PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA



BAB I PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Pakaian adalah salah satu kebutuhan penting juga penunjang penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang memakainya.
Begitu banyak gaya hidup yang dianut oleh manusia pada saat ini. Dari tingkat bawah sampai atas manusia memiliki gaya hidup dalam berpakaian yang berbeda-beda seiring dengan kemauan, kemampuan, kebutuhan, status social, daya beli, dll.
Dari hal di atas maka produsen dituntut agar bisa memahami kebutuhan manusia yang memiliki gaya hidup bermacam-macam. Agar produsen bisa membuat dan menyesuaikan produk pakaian yang dikeluarkan agar tepat sasaran maka wajib untuk memperhatikan hal tersebut.
1.2.      Rumusan masalah
1.2.1.   Seberapa penting pakaian bagi manusia ?
1.2.2.   Hubungan pakaian dengan gaya hidup ?
1.2.3.   Pengaruh harga terhadap daya beli konsumen ?
1.2.4.   Gaya berpakaian sesuai tingkat social manusia ?
1.3.      Tujuan penulisan
Agar kita belajar memahami keinginan konsumen yang dapat dilihat dari tingkatan kehidupan konsumen itu sendiri.



BAB II KAJIAN TEORI
2.1.   TEORI KEBUTUHAN MASLOW
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow.
1.  Kebutuhan Fisiologis
Ini adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
2.  Kebutuhan Keamanan
Sesudah kebetuhan fisiologis terpenuhi kemudian muncul kebutuhan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hokum, keteraturan, batas, kebebasan dari rasa takut dan cemas. Misalnya saja rumah untuk berteduh.
3.  Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.
4.  Kebutuhan Esteem
Ketika tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas, berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak berdaya dan tidak berharga.
5.  Kebutuhan Aktualisasi Diri
Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya, gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang. Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk aktualisasi diri.
 
2.2.  Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam  Berpakaian

1.    Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku pembelian konsumen dalam factor kebudayaan ini terdapat beberapa komponen antara lain budaya merupakan factor penentuan yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang karena kebudayaan menyangkut segala aspek kehidupan manusia.
Menurut kotler kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan perilaku konsumen. Sub-sub budaya terdiri dari kebangsaan agama, kelompok ras,dan daerah geografis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang diseasuaikan dengan kebutuhan mereka. Jadi factor kebudayaan yang mempengaruhi pembelian konsumen dari segi pakaian sangat berpengahuh terhadap pembelian konsumen. misalnya konsumen di Indonesia lebih memilih membeli batik dibandingkan membeli kain sari dari Negara india karena batik merupakan pakaian kebudayaan asal Indonesia, dan oleh karena itu konsumen di Indonesia akan lebih memilih membeli batik yang berasal dari Negara Indonesia dibandingkan dengan membeli kain sari yang berasal dari india.

2.    Faktor Sosial
Selain factor budaya prilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh factor-faktor social. Seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh  langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
Factor keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Factor peran dan status meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Jadi factor social yang mempengaruhi pembelian konsumen dari segi pakaian misalnya status seorang manajer dengan office boy akan berbeda selera pembelian pakaian mereka dari segi harga,kualitas, dan tempat pembelian pakaian tersebut karena dipengaruhi status social orang tersebut karena  tingkatan pendapatan yang berbeda.

 3.    Faktor Pribadi
Factor pribadi merupakan cara mengumpulkan dan mengelompokkan kekonsistenan reaksi seseorang individu terhadap situasi yang terjadi dalam membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh factor kepribadian dari konsumen yang bersangkutan. Jadi factor pribadi yang mempengaruhi pembelian konsumen misalnya dari segi usia seorang konsumen akan memakai pakaian sesuai  dengan usia mereka, misalnya anak-anak akan mengunakan pakaian anak-anak, dari segi jenis kelamin misalnya seorang wanita akan memakai rok atau pakaian feminime seperti dres dan pria akan lebih memilih memakai pakaian yang maskulin seperti t-shirt, dan jaket.

 4.    Faktor psikologi
Pilihan pembelian konsumen oleh 4 faktor psikologi utama yaitu motivasi, presepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Motivasi konsumen memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu, presepsi seseorang konsumen yang termotivasi akan siap untuk bertindak bagaimana seorang konsumen yang termotivasi akan dipengaruhi oleh presepsinya terhadap situasi tertentu. factor psikologi yang mempengaruhi pembelian konsumen dari segi pakaian misalnya seseorang sudah terbiasa membeli pakaian dengan merk zara maka seseorang tersebut jika pergi ke pusat perbelanjaan akan lebih memilih pakaian dengan merk zara dibandingkan merk lainnya karena factor psikologi yang sudah terbiasa, nyaman dan puas dengan merk tersebut.




BAB III PEMBAHASAN
PAKAIAN BAGI MANUSIA
3.1.   Pentingnya Pakaian Bagi manusia
Pakaian adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, tanpa pakaian manusia tidak dapat menutupi tubunya dengan aman. Pakaian juga adalah hal penting untuk menunjang penampilan, dengan pakaian manusia dapat memiliki kepercayaan diri dihadapan manusia lainnya.
Pakaian adalah pelindung tubuh yang paling utama dari hal-hal lain seperti perawataan-perawataan kulit dan sebagainya. Manusia dapat merasakan manfaat dari pakaian yaitu  : penutup badan dari sengatan panas matahari, menutupi aurat, penunjang penampilan agar terlihat lebih baik dan percaya diri, dll.

3.2.   Hubungan Pakaian Dengan Gaya Hidup
Seiring majunya perkembangan jaman fasion pun menjadi hal yang penting bagi manusia saat ini. Misalnya fasion dalam hal berpakaian saat ini merupakan hal paling penting bagi sebagian orang.
Banyak model pakaian yang bisa manusia pakai untuk menutupi tubuhnya atau bahkan menjadi penunjang penampilan mereka. Contohnya model pakaian muslim untuk orang muslim yang mengenakan kerudung, baju pesta untuk orang yang senang menghadiri undangan hiburan, jamuan, dll.
Begitu banyak model pakaian di dunia ini sehingga banyak pula gaya yang disenangi manusia dalam berpakaian sesuai dengan gaya hidup mereka.
Tetapi tidak sedikit juga manusia yang memilih pakaian berdasarkan kenyamanan bukan mengutamakan penampilan, contohnya pemakaian kaos oblong agar simple untuk melakukan kegiatan tanpa merasa repot.

3.3.   Pengaruh Harga Pakaian Terhadap Daya Beli Konsumen
Pakaian bermerek dan mempunyai daya jual tinggi mungkin tidak jadi masalah untuk orang yang memiliki uang, tetapi untuk orang yang mempunyai daya beli yang rendah hal tersebut bukanlah hal yang harus diutamakan pada saat akan membeli.
Orang yang memiliki daya beli tinggi biasanya memperhatikan merek dan kualitas pada saat akan mmbeli, berbanding terbalik dengan orang yang daya belinya rendah mereka cenderung mengutamakan harga, kenyamanan contohnya pakaian murah, bagus dilihat dan enak dipakai maka mereka akan langsung tertarik dengan pakaian tersebut dan langsung membelinya sesuai kemampuan daya beli mereka.

3.4.   Gaya Berpakaian Sesuai Tingkatan Sosial Manusia
Bermacam-macam tingkatan social manusia di dunia ini. Dari tingkat bawah sampai atas memiliki gaya berpakaian berbeda pula.
Dilihat dari tingkatan social yang paling rendah contohnya seorang pedagang kaki lima yang penghasilannya hanya untuk kebutuhan pokok saja maka dapat terlihat jelas mereka belum memikirkan penampilan atau cara berpakaian, mereka lebih memikirkan hal lain seperti makan untuk sehari-hari dibanding membeli pakaian.
Kemudian dari tingkat social menengah manusia sudah mulai memperhatikan gaya berpakaiannya, misalnya seorang guru SD senang membeli pakaian yang terlihat sopan dan rapi dengan harga yang lumayan. Mereka juga mulai memperhatikan merek dan kualitas tetapi mereka juga masih membanding-banding harga saat akan membeli dan melihat kemampuan daya belinya sendiri
Lalu dari tingkat social atas yang sudah memiliki segaalanya.dapat kita lihat bahwa mereka sudah bahkan amat sangat memperhatikan gaya berpakaian dan sebagai penunjang penampilan mereka. Mereka beranggapan pakaian mencerminkan bagaimana sosok dan kepribadian seseorang. Misalnya seorang pengusaha sukses dan ternama lebih memilih pakaian yang bermerek, berkualitas dan memiliki daya jual atau harga yang tinggi dengan alasan agar mereka tidak dipandang sebelah mata oleh lawannya.
Harga yang sangat amat mahal untuk sebuah pakaian tidak dipermasalahkan mereka, karena mereka lebih mengutamakan pengakuan diri dari cara mereka menonjolkan diri dari cara berpakaian. Berbeda dengan tingkat menengah dan bawah yang masih memperhatikan harga.




PENUTUP

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pakaian akan dipilih konsumen sesuai dengan yang mereka butuhkan dan mereka sukai sesuai dengan daya beli.
Dan tidak menutup kemungkinan bahwa merek dan kualitas menjadi acuan untuk membeli ketika konsumen memiliki daya beli yang mulai meningkat.
Pembelian pakaian oleh konsumen juga sangat dipengaruhi oleh banyak factor.


DAFTAR PUSTAKA

Sabtu, 19 Oktober 2013

“ PENTINGNYA SEGMENTASI BAGI PERUSAHAAN”


TUGAS MAKALAH
“ PENTINGNYA SEGMENTASI BAGI PERUSAHAAN”
Mata kuliah : Perilaku Konsumen (Softkill)

Dosen Pembimbing     : Bapak Mujiyana
Disusun Oleh :
o   Atika Ayuningtyas              (11211284)
o   Anisa Rizky Amelia             (10211925)
o   Cucu Srimulyati                  (18211408)
o   Fildzah Adriana                  (12211870)
o   Sela Amelia                          (16211656)

UNIVERSITAS GUNADARMA
2013 / 3EA06




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT ,karena  dengan limpahan rahmat dan hidayahNya akhirnya  makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini membahas “ PENTINGNYA SEGMENTASI BAGI PERUSAHAAN “.
Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana dua produk dipasarkan dengan menggunakan segmentasi yang sesuai. Dan kami membandingkan segmentasi dua produk tersebut.
            Kami menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penyusunan makalah ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
            Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan pada masa yang akan datang.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.






Depok, 13 Oktober 2013


Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENNGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang ………………………………………………………………………..
1.2.            Rumusan Masalah …………………………………………………………..
1.3.            Tujuan Penulisan …………………………………………………………
BAB II KAJIAN TEORI
2.1.            Pengertian Segmentasi ……………………………………………………………
2.2.            Macam-macam Segmentasi ………………………………………………………….
2.3.            Persyaratan Segmentasi yang Efektif …………………………………………………………
2.4.            Penentuan Pasar Sasaran ……………………………………………………………………………..
2.5.            Hubungan Penetapan Sasaran dengan Segmentasi Pasar ………………………………..
2.6.            Penentuan Posisi Produk ……………………………………………………………………..
BAB III PEMBAHASAN
3.1.            Susu L-MEN ………………………………………………………………………………………..
3.2.            Susu WRP ………………………………………………………………………………………………….
3.3.            Penerapan Susu L-MEN dan WRP …………………………………………………………………….
PENUTUP
Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA





BAB I PENDAHULUAN
1.1.         Latar Belakang
Segmentasi adalah hal penting untuk sebuah perusahaan untuk menentukan sasaran pasarnya. Dengan segmentasi perusahaan akan mudah atau fokus untuk melakukan sasaran pasar dalam memasarkan produk nya.
Perusahaan membagi pangsa pasar ke dalam segmen-segmen tertentu dimana masing-masing segmen tersebut bersifat homogeny. Perbedaan keinginan dan hasrat konsumen merupakan alasan yang utama untuk diadakannya segmentasi pasar. Jika terdapat bermacam-macam hasrat dan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat mendesain suatu produk untuk mengisi suatu heterogenitas keinginan dan hasrat tersebut. Dengan demikian dapat berkreasi dengan suatu penambahan penggunaan yang khusus untuk konsumen dalam segmen yang diinginkan. Konsumen akan mau membayar lebih tinggi terhadap produk yang mereka butuhkan bila mereka menerima berbagai keuntungan dari produk tersebut.
Perusahaan atau para penjual mengklasifikasikan beberapa kelompok sasaran segmen pemasaran, yakni segmentasi pasar konsumen, segmentasi pasar industry, dan segmentasi pasar internasional. Kelompok segmen pasar tersebut memiliki karakteristik berbeda, sehingga memerlukan cara tersendiri untuk mennanganinya.
1.2.         Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa itu susu L-MEN ?
1.2.2.      Apa itu susu WRP ?
1.2.3.      Apa bedanya segmentasi yang diterapkan untuk susu L-MEN & WRP ?



1.3.         Tujuan Penulisan
Agar kita dapat mengetahui perlunya menerapkan segmentasi dalam sebuah perusahaan, juga dapat membandingkan segmentasi apa saja yang harus diterapkan.






BAB II KAJIAN TEORI
SEGMENTASI PASAR
2.1. Pengertian Segmentasi
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam satuan-satuan pasar ( segmen pasar ) yang bersifat heterogen. Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
2.2. Macam-macam Segmentasi
1. segmentasi geografis
Suatu segmen yang didasarkan atas lokasi konsumen atau daerah penjualan. Lokasi konsumen meliputi lokasi geografis, lokasi daerah pemasaran, lokasi kota, desa, dll.
2.     segmentasi Demografi
suatu segmen yang didasarkan atas karakteristik kependudukan seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga, gaya hidup, pendapatan ekonomi, dsb.
3.     Segmentasi Psikografis
Suatu segmen yang didasarkan pada status social, nilai, kepribadian, gaya hidup.
4.     Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
2.3. Persyaratan Segmentasi yang Efektif
Ada banyak cara untuk mengsegmentasi pasar, namun tidak semua segmentasi efektif. Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk melakukan segmentasi pasar yang efektif.
Keempat faktor tersebut adalah :
o   Dapat Diukur ( Measurability ), yaitu informasi mengenai sifat-sifat pembeli yang mencangkup ukuran, daya beli dan segmen yang dapat diukur. Misalnya, jumlah segmen masyarakar kaya sebagai calon pembeli mobil yang dijadikan segmen penjualan mobil Toyota Kijang.
o   Dapat dijangkau ( Accsessibility ), yaitu segmen pasar yang dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
o   Besarnya cakupan ( subtanstiality ), yaitu tingkat keleluasaan segmen pasar dan menjanjikan keuntungan bila dilayani. Suatu segmen sebaiknya merupakan kelompok yang homogeny dengan jumlah yang cukup besar, sehingga cukup bernilai jika dilayani dengan programpemasaran yang sesuaikan.
o   Dapat dilaksanakan, yakni program yang efektif dapat dirancang untuk menarik dan melayani segmen tersebut. Misalnya, walaupun sebuah perusahaan angkutan antar kota mengidentifikasikan sepuluh segmen pasar, namun stafnya terlalu sedikit untuk mengembangkan pemasaran terpisah bagi tiap segmen.
2.4. Penentuan Pasar Sasaran
Sasaran pasar adalah pasar yang akan dilayani perusahaan. Sasaran pasar perlu diteteapkan terlebih dahulu agar strategi dan program pemasaran dapat lebih terarah pada sasarannya.
Untuk menetapkan sasaran pasarnya, perusahaan perlu terlebih dahulu melakukan penilaian masing-masing kelompok pasar. Segmentasi pasar memberikan peluang bagi perusahaan untuk menentukan kelompok-kelompok pasar yang akan dipilih sebagai sasaranya. Adapun beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebagai dasar penilaian masing-masing segmen pasar.
1.     Luas dan pertumbuhan segmen pasar
Perusahaan perlu melihat perkiraan luas pasar, pertumbuhan dan keuntungan pasar dan proyeksinya di masa depanuntuk masing-masing segmen. Luas pertumbuhan pasar yang tinggi memang menarik, tetapi memerlukan usaha dan sumber daya yang tinggi pula. Seringkali perusahaan memilih segmen pasar yang potensial memberikan keuntungan di masa depan.
2.     Struktur pasar
Potensila pasar menunjukan kemampuan pasar memberikan hasilnya bagi perusahaan. Akan tetapi struktur pasar lah yang menentukan kemampuan potensi pasar tersebut untuk jangka panjang. Komponen struktur pasar meliputi : situasi persaingan, pengaruh pemasok, kekuatan pembeli, dan barang-barang peganti maupun komplementernya. Kekuatan komponen struktur pasar ini merupakan kekuatan lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kedudukan pasar dalam jangka panjang.
3.     Tujuan dan kapasitas perusahan
Meskipun luas, pertumbuhan, dan stuktur pasar cukup nmenarik, tetapi yang paling menentukan adalah tujuan serta kempuan perusahaan untuk menguasai sasaran pasarnya. Oleh karena itu, tidak hanya analisis eksternal yang diperlukan, tetapi juga diperlukan analisis internal perusahaan.
 2.5. Hubungan Penetapan Sasaran dengan segmentasi Pasar
Istilah segmentasi pasar dan penentuan sasaran pasar ( market targeting ) sebenarnya merupakan dua hal yang berbeda. Di atas telah diuraikan bahwa segmentasi pasar itu merupakan kegiatan yang membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen. Dalam hal ini, market targeting merupakan keputusan perusahaan mengenai pasar manakah yang akan dilayani.
Sebagai gambaran, misalnya berdasarkan analisa dan ramalan  permintaan, perusahaan dapat mengetahui adanya pasar tertentu yang dianggap menarik, yang membuat perusahaan memperluas pangsa pasar. Perusahaan tersebut mensurvei sejumlah konsumen sebagai sampel dari keseluruhan. Dalam survey ini ditanyakan mengenai atribut produk yang ditawarkan, tentang kualitas, harga, kemasan, servis, dan sejenisnya.
Dari hasil survey ini dapat diketahui atribut-atribut mana yang mempengaruhi minat konsumen dalam membeli suatu produk. Misalnya, atribut yang dianggap penting adalah kualitas (X) dan harga (Y). selanjutnya data hasil survai tersebut dapat dimasukan ke dalam suatu produk space yang merupakan suatu bidang yang berisi titik-titik.
1.     Preferensi yang homogeny
Ini menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen dapat dikatakan mempunyyai preferensi yang sama, baik mengenai harga maupun kualitas. Dengan demikian diperkirakan para konsumen mempunyai kesukaan yang sama terhadap merek yang ada. Oleh karena titik-titik preferensinya di tengah-tengah atau di pusat.
2.     Preferensi yang menyebar
Ini menggambarkan bahwa konsumen mempunyai preferensi yang berbeda-beda tentang apa yang mereka inginkan dari produksi tersebut. Kalau di pasar hanya ada satu merek saja tentu preferensinya akan terletak di pusat, disebabkan karena merek tersebut akan menarik sebagian besar konsumen yang ada. Adanya sebuah merek yang terletak di pusat dapat meminimumkan jumlah ketidakpuasan konsumen. Apabila ada merek pesaing maka masing-masing pesaing akan memilih tempatnya sendiri-sendiri secara seimbang dalam produk space.

3.     Preferensi yang mengelompok
Selain preferensi yang homogeny dan preferensi yang menyebar juga terdapat preferensi yang mengelompok. Kelompok-kelompok yang berupa kumpulan titik-titik yang terdapat dalam produk space disebut segmen pasar natural.

2.6. Penentuan Posisi Produk
Setelah menetapkan sasaran pasar, langkah berikutnya adalah menempatkan [posisi produk di pasar. Menempatkan posisi produk adalah merancang atribut-atribut fungsional dan nonfungsional produk ( fisik maupun presepsi ) yang ditawarkan perusahaan sesuai dengan pandangan relative konsumen dan berbeda terhadap produk pesaing.
Posisi produk adalah kedudukan merk atau produk pada peta presepsi dan preferensi konsumen terhadap kedudukan merk-merk atau produk-produk pesaingnya.
Secara umum pengertian posisi produk meliputi :
1.      Presepsi dan preferensi konsumen adalah mencerminkan pasar sasaran
2.      Persepsi dan preferensi konsumen mencerminkan manfaat produk secara fungsional ataupun nonfungsional menurut pandangan konsumen.
3.      Kedudukan produk menurut pemikiran konsumen adalah relative yang dapat digambarkan pada suatu peta presepsi ( perceptual map ) atas produk-produk yang termasuk dalam kelas produknya.
Proses pembentukan posisi produk ini semata-mata merupakan pandangan dari persepsi konsumen. Perusahaan berkepentingan terhadap proses pembentukan posisi tersebut agar produknya tetap diterima konsumen. Oleh karena itu, pemasar perlu merancang usaha agar posisi produknya tetap berada pada benak ( persepsi ) konsumen mendekati dengan keinginan ( preferensi ) konsumen terutama apabila dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.
Komponen utama yang membentuk posisi produk :
1.      Produk-produk dalam kelas produk atau struktur pasar akan saling bersaing.
2.      Pasar berprilaku heterogen yang dapat dikembangkan proses segmentasi pasar
3.      Persepsi maupun preferensi produk dan pesaing-pesaingnya dapat digambarkan pada peta presepsi
4.      Masing-masing produk menawarkan atribut manfaat kelas produk ( product class concept ) yang ]dapat diterima oleh pemikiran konsumen.
Beberapa pilihan strategi merancang posisi produk :
1.      Posisi berdasarkan atribut produk
2.      Posisi berdasarkan manfaat produk
3.      Posisi yang mendasar penggunaan produk
4.      Posisi berdasarkan pemakai produk
5.      Posisi yang membedakan langsung dengan pesaing
Dasar dari rancangan posisi produk adalah perbedaan produk ( product differentiation ) terhadap produk pesaing. Oleh karena itu perlu dikembangkan usaha untuk memperoleh perbedaan-perbedaan produk yang mempunyai nilai keunggulan ( competitive advantage ) atas produk pesaing.
Berdasarkan pemikiran ini maka langkah penempatan posisi produk adalah :
1.      Identifikasikan pembedaan-pembedaan produk yang mempunyai keunggulan terhadap produk pesaing. Pembedaan-pembedaan produk tersebut dapat dikembangkan menurut fisik produk, pelayanan, personel, maupun citra produk.
2.      Memilih dan menentukan pembedaan produk yang paling efektif.
3.      Menyebarluaskan informasi keunggulan produk yang ditawarkan dan mendistribusikan produknya agar dapat dicapai dengan mudah oleh konsumen.

Pembedaan produk
Pembedaan produk ( product differentiation ) perlu dikembangkan oleh perusahaan agar dapat dimanfaatkan untuk mendukung penempatan posisi produk. Produk dapat dibedakan berdasarkan:
1.         Beda fisik produk, meliputi : fungsi dasar, karakter penampilan, keselaran bentuk dan fungsi, keawetan, bebas kesalahan, kemudahan diperbaiki, model dan rancangan.
2.         Pelayanan produk, meliputi : pengiriman barang ke pelanggan, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi perbaikan, dan pelayan yang lain.
3.         Personel perusahaan, meliputi : keterampilan dan keahlian, respek terhadap pelanggan, dapat dipeercaya, ketelitian dan konsistensi, kesedian membantu, dan mampu berkomunikasi dengan baik dengan pelanggan.
4.         Citra produk, meliputi ; symbol-simbol, tulisan atau karangan di media cetak, penampilan di media audio-visual, situasi lingkungan kantor atau toko, maupun peristiwa atau kejadian-kejadian penting.








BAB III PEMBAHASAN
MEMBANDINGKAN SEGMENTASI DUA PRODUK
SUSU YANG BERBEDA L-MEN & WRP
3.1.         SUSU L-MEN
Produk susu yang dikhususkan hanya untuk pria, yakni L-Men di EX Plaza Indonesia, Jakarta pada pertengahan Nopember lalu meluncurkan varian terbarunya, yakni kemasasan Ready to Go yang lebih praktis dan mudah dibawa ke mana-mana. Dalam acara itu, Brand Manager L-Men Christian Widi Nugraha mengatakan, seperti produk L-Men lainnya, produk terbaru ini juga diformulasikan khusus untuk membantu pembentukkan tubuh yang atletis dan memenuhi kebutuhan nutrisi pria. L-Men kemasan ready to GO memiliki kandungan protein yang tinggi, rendah lemak, tanpa penambahan gula, serta diperkaya dengan L-Carnitine sehingga dapat mengoptimalkan pembakaran lemak menjadi energi.
Namun yang lebih penting adalah,”produk ini melakukan inovasi dalam kemasan siap minum Tetra Pak yang lebih praktis untuk dibawa ke mana saja,” kata Nugraha.
Direktur Komunikasi PT.Tetra Pak Indonesia menambahkan, produk L-Men yang siap dibawa kemana-mana ini memiliki kandungan gizi yang tinggi, sehingga harus dikemas dengan baik sehingga zat gizi yang terkandung di dalamnya tetap terjaga kualitas dan nilainya. Kemasan yang digunakan oleh L-Men Ready to Go ini menggunakan teknologi pengemasan Tetra Pak bereknologi tinggi.
“Tetra Pak adalah pelopor teknologi Ultra High Temperature (UHT) untuk pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman di Indonesia. Sistem pemanasan UHT adalah teknologi yang terbaik dan paling efektif dalam menjaga tingkat higienis sehingga produk makanan dan minuman bebas dari bakteri tanpa merubah mutu dan kandungan zat gizi yang ada di dalamnya. Proses ini memungkinkan produk tersebut disimpan dalam waktu yang lama tanpa memerlukan proses pendinginan atau bahan pengawet. Sedangkan kemasan aseptik dengan 6 lapisannya mampu menjaga kesterilan produk selama dalam kemasan, serta melindungi produk dari efek buruk seperti cahaya dan oksigen,” jelas Akiyama.
“Sesuai dengan moto Tetra Pak, yaitu “Melindungi yang Baik”, selain melindungi  nutrisi yang terkandung dalam suatu produk, Tetra Pak memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap lingkungan. Kemasan kertas Tetra Pak menggunakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui dan saat ini kemasan tersebut secara keseluruhan sudah dapat didaur ulang. Hal ini sejalan dengan visi Nutrifood yang memililki tanggung jawab terhadap lingkungan dan menghadirkan serangkaian produk kualitas tinggi dengan bahan-bahan yang segar dan alami,” urainya.
Lebih lanjut Mignnone menjelaskan,”Untuk menjawab keinginan masyarakat, Nutrifood bekerjasama dengan Tetra Pak, menghadirkan L-Men Hi-Protein 2 GO yang  mudah dikonsumsi dan dapat diperoleh di mana saja. Tetra Pak sangat mendukung visi produsen L-Men dalam mengembangkan indusri susu cair dan minuman lainnya, untuk memenuhi kecukupan nutrisi bagi seluruh konsumen di Indonesia.
3.2.         SUSU WRP
WRP adalah nama merek produk dagang asli Indonesia yang dimiliki oleh perusahaan Nutrifood Indonesia. Susu dan biskuit ini dirilis pada tahun 1999 dan dikonsentrasikan untuk wanita diet. Produk WRP umumnya dijual dalam bentuk susu bubuk dalam kemasan 250 g atau 500 g dan biskuit. Produk susu dan biskuit ini juga memiliki nutrisi yang paling lengkap.
Susu pengganti makan untuk menurunkan berat badan dengan kalori terkontrol (200 kalori/serving), tinggi protein, tinggi kalsium dengan rasa yang jauh lebih enak serta alami. Tersedia dalam lima pilihan rasa : Chocolate, Strawberry, Coffee, Choco Cereal dan Mocha Green Tea.
  • Kandungan Vitamin dan Mineralnya lengkap sehingga meskipun anda sedang diet, kebutuhan gizi, vitamin dan mineral tetap tercukupi
  • Sehat dan Alami, terbuat dari bahan-bahan alami dan tidak mengandung obat-obatan sehingga aman untuk dikonsumsi dan tidak memiliki efek samping
  • Rasanya Enak dan banyak pilihan rasa, diet terasa lebih menyenangkan
  • Mengandung Ekstrak Green Tea ( khusus WRP Nutritious Drink Mocha Green Tea) yang membantu pembakaran lemak dan berperan sebagai antioksidan yang dapat menghambat proses penuaan
  • Praktis karena dikemas dalam sachet sehingga mudah untuk disajikan kapan saja. WRP percaya bahwa penurunan berat badan yang benar, aman, & sehat, dilanjutkan dengan program pembentukan tubuh yang efektif akan menghasilkan tubuh langsing ideal impian setiap wanita. Optimalkan juga program pembentukan tubuh idealmu dengan olahraga secara teratur.* Penurunan berat badan saat mengikuti program ini berbeda-beda pada setiap orang, bergantung dari pola makan, aktivitas, dan metabolisme tubuh.
Produk ini mengandung susu (Lactose). Bila kamu sensitif terhadap produk susu, maka bisa menggunakan WRP Diet Tea untuk membantu penurunan berat badanmu. WRP Diet Tea adalah teh yang dapat memblok karbohidrat dari makanan yang dikonsumsi (seperti nasi, mie, pasta, dll) hingga hanya 1/3 yang diserap tubuh.
3.3.         Penerapan Segmentasi L-MEN & WRP
Segmentasi yang dipakai produk susu L-MEN & WRP adalah segmentasi demografi, psikografi, dan tingkah laku. Berikut penjelasannya :
o   Segmentasi Demografi
Bedanya disini susu L-MEN dalam segmentasi demografi dikhususkan untuk kaum laki-laki, sedangkan WRP untuk kaum perempuan.
o   Segmentasi Psikografi
Perusahaan mengklasifikasikan produk mereka untuk konsumen yang memiliki gaya hidup & kepribadian, yang dapat dilihat dari keinginan konsumen itu memiliki tubuh yang ideal. Untuk perempuan yang kelebihan berat badan bisa mengkonsumsi susu WRP, sedangkan untuk laki-laki yang menginginkan bentuk tubuh yang berotot dapat mengkonsumsi susu L-MEN.
o   Segmentasi Tingkah Laku
Perusahaan menjelaskan masing-masing manfaat yang dimiliki produk mereka. Contohnya, susu wrp adalah susu terbaik untuk melakukan penurunan  berat badan dengan berbagai zat baik yang terkandung dalam susu tersebut. Begitu juga dengan susu L-Men adalah susu yang berguna untuk pembentukan tubuh pria menjadi bagus dan berotot, tidak lupa juga susu L-men ini memberi nutrisi baik untuk tubuh seorang pria.
Dilihat dari contohnya, maka konsumen berdasarkan pengetahuan dan sikap pasti akan cepat dalam merespon produk yang dikeluarkan oleh perusahaan susu tersebut. Terutama untuk kaum laki-laki yang ingin membentuk tubuh, dan wanita yang ingin terlihat langsing.








PENUTUP
Kesimpulan
Segmentasi sangat diperlukan bagi perusahaan dalam menentukan sasaran pasar, posisi produk. Segmentasi juga digunakan perusahaan agar lebih focus dalam melakukan pemasaran suatu produk, mengetahui sifat masing-masing segmen, mencari segmen mana yang paling besar potensialnyajuga dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
Segmentasi yang digunakan pada susu L-MEN dan WRP adalah sama yakni segmentasi demografi, psikografi, dan tingkah laku.












DAFTAR PUSTAKA